Rabu, 30 Maret 2016

Teknik Analisis Mimpi


Teknik Analisis Mimpi dari Terapi Psikoanalisa
Dari studi Sigmund Freud yang mendalam tentang mimpi, banyak melahirkan pandangan kritisnya tentang mimpi. Bagi Freud, mimpi merupakan sebuah perwujudan dari materi atau isi yang tidak disadari oleh individu, sedangkan materi dan isi ini memasuki kesadaran individu lewat jalur yang tersamar dan bersifat halusinasi atas keinginan-keinginan yang terpaksa dan bersifat ditekan. Menurut Freud mimpi memiliki dua taraf, yaitu isi laten dan isi manifes. Isi laten ini terdiri atas motif-motif yang disamarkan, tersembunyi, simbolik, dan tidak disadari. Karena begitu menyakitkan dan mengancam, maka seperti dorongan-dorongan seksual dan perilaku agresif yang tidak disadari ditransformasikan ke dalam isi manifes yang lebih dapat diterima, yaitu impian yang tampil pada si pemimpi dengan sebagaimana adanya.

Teori tentang mimpi yang paling penting bagi Freud adalah kaitan antara distorsi mimpi dengan suatu konflik batiniah atau semacam ketidak jujuran batiniah. Oleh karena itu Freud mencetuskan sebuah teknik yaitu teknik analisis mimpi. Analisis mimpi merupakan prosedur yang penting untuk membuka hal-hal yang tidak disadari dan membantu klien untuk memperoleh pemahaman kepada masalah-masalah yang belum terpecahkan sebelumnya. Saat kita tidur, pertahanan-pertahanan dalam diri kita melemah, sehingga perasaan-perasaan yang tadinya direpres akan muncul ke permukaan, meski dalam bentuk lain (dunia mimpi). Dari sini Freud memandang bahwa mimpi merupakan “jalan istimewa menuju ketidaksadaran”, karena melalui mimpi tersebut hasrat-hasrat, kebutuhan-kebutuhan, dan ketakutan tak sadar dapat diungkapkan. Pada teknik ini biasanya para psikoterapis memfokuskan mimpi-mimpi yang bersifat berulang, menakutkan, dan sudah pada taraf yang mengganggu. 


Nah, dalam teknik ini, tugas dari terapis adalah mengungkap makna-makna yang disamarkan dengan mempelajari simbol-simbol yang terdapat dalam isi manifest dari mimpi. Di dalam proses terapi, terapis juga dapat meminta klien untuk mengasosiasikan (mengelompokkan) secara bebas sejumlah aspek isi manifes impian untuk mengungkap makna-makna yang terselubung dari mimpi klien..begitu.

Demikian yang dapat saya sampaikan mengenai teknik analisis mimpi dari terapi psikoanalisa, semoga bermanfaat dan terimakasih..

Sumber :
D.Gunarsa, Prof.DR.Singgih. (1992). Konseling dan Psikoterapi. Gunung Mulia: Jakarta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar